Rabu, 28 Januari 2015

RIset Partisipasi


RISET PARTISIPASI
(PARTICIPATORY RESEARCH)


A. Definisi

Riset Partisipasi sering disebut sebagai penelitian kolaboratif, penelitian emancipatory, tindakan pembelajaran, penelitian dan tindakan contextural.

Bogdan (1972) mendefinisikan penelitian partisipasi sebagai penelitian yang bercirikan interaksi social yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa gangguan.
Contoh : Peneliti yang akan meneliti anak-anak berkelainan mental harus pergi ke lokasi sekolah anak kelainan mental dalam kurun waktu yang cukup lama untuk pengamatan.

Dalam kapasitas sebagai anggota subyek yang di teliti maka peneliti harus mampu memisahkan etnosentrisme pada dirinya agar tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan.  Pengamatan dalam parisipasi ini oleh Kane (1985) dikatakan sebagai teknik penelitian, namun sebaliknya Crane dan Angrosino mengatakan bahwa sebagai teknik berarti didalamnya harus ada sesuatu atau seperangkat yang dilakukan untuk melakukan pengamatan, meneliti, menganalisis hubungan yang ada.

Pada akhirnya Bogdan secara implisit menamakannya metode yang bertujuan untuk mengembangkan pengertian tntang kerumitan latar situasi social dan hubungan-hubungan yang ada.


B. Model – Model Riset Partisipasi

Dalam melakukan penelitian partisipasi, peneliti dapat melakukan proses penelitian dengan menggunakan model penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian maupun jangkuan penelitian, ada dua model yaitu :
1.  Model Sederhana merupakan model yang berhubungan dengan sifat khas dari proses partisipastif yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis, yang menyatakan bahwa setiap siklus memiliki empat langkah yang terdiri dari rencana, tindakan, pengamatan dan berpikir. Siklus ini berulang yang dijadikan sebagai kegiatan pada setiap siklus yang dilakukan. ( Dalam model audit Public Relations dikenal dengan istilah Fact Finding).

2. Model partisipasi detil yang melihat 5 Tahap dalam siklus, merupakan model yang dikemukakan oleh Gerald Susman (1983) yang terdiri dari : Diagnosa Masalah (Diagnosing), Perencanaan (Action Planning), Pelaksanaan (Taking Action), Tindakan Evaluasi (Evaluation), dan Proses Pembelajaran (Specifying Learning).
      Dikatakan bahwa setiap siklus pengamatan harus melalui 5 tahapan pengidentifikasian adanya sebuah fenomena.


C. Prinsip – prinsip Penelitian Partisipasi

Penelitian Partisipasi sebagai sebuah penelitian kualitatif mempunyai beberapa prinsipyang harus dianut oleh calon peneliti. Suatu ikhtisar dari 6 prinsip utama yaitu :

1. Refleksif Kritik
Prinsip ini menjamin orang mencerminkan pada masalah dan proses serta interpretasi yang menggamblangkan, bias, asumsi dan kekhawatiran atas hokum yang dibuat.

2. Berhubungan dengan Logat Kritik
   Logat kritik diperlukan untuk memahami rangkaian hubungan baik antara fenomena dan konteks dan antara elemen hokum yang fenomena. Elemen kunci untuk memfokuskan perhatian mereka pada unsure-unsur yang tidak stabil atau bertentangan satu sama lain

3. Collaborative Resource
   Peserta dalam suatu proyek penelitian partisipasi adalah co-peneliti. Prinsip kolaborasi sumberdaya bahwa setiap orang berdasarkan ide yang dianggap penting dikolaborasikan dengan membuat kategori berdasarkan analisa interpretasi dan negosiasi dari para peserta.

4. Risiko
   Salah satu yang menonjol dalam penelitian partisipasi adalah ketakutan yang berasal dari resiko ego stemming dari diskusi terbuka dari interpretasi,ide dan hukum, meskipun apapun hasilnya pembelajaran tetap akan berlangsung.

5. Struktur Prural
   Sifat penelitian yang sangat beragam dari sisi pandangan, kritik dan komentar, yang mengarah ke berbagai kemungkinan interpretasi dan tindakan. Jamak struktur ini memerlukan penyelidikan dan pencatatan yang heterogen untuk pelaporan.

6. Teori, Praktek dan Transformasi
   Dalam mengambil tindakan, peneliti berdasar pada teori sebagai pedoman untuk prakteknya, praktek refines teori dalam sebuah transformasi.


D. Bilamana Penelitian Partisipasi digunakan ?

Penelitian Partisipasi digunakan dalam situasi nyata, bukan dibuat-buat, studi eksperimental, sejak para peneliti fokus pada pemecahan masalah nyata.
Pendekatan ini digunakan oleh para ilmuwan sosial dan merupakan contoh awal sebuah penelitian. Hal ini diperlukan apabila keadaan memerlukan fleksibilitas, keterlibatan masayarakat dalam penelitian, atau perubahan yang harus dilakukan dengan cepat atau holistically. Berbeda dengan pendekatan dalam paradigma positivist, penelitian partisipasi berada dalam paradigma interpretatif yaitu paradigma baru yang muncul dalam ilmu sosial untuk memutuskan dan keluar dari kendala yang dihadapi oleh positivisme. Paradigma interpretatif berisi tentang metodologi kualitatif sebagai pendekatan fenomenologi,etnografi dan hermeneutics yang ditandai dengan adanya kepercayaan sosial yang dibangun secara subyektif berdasarkan kenyataan yang dipengaruhi oleh budaya dan sejarah. Namun masih memiliki cita-cita peneliti obyektivitas dan peneliti dipandang sebagai pengumpul pasif dan ahli juru data.
Penelitian Partisipasi menganut pada dua paradigma yaitu paradigma enterpretatif dan paradigma praktek yang dipelopori Aristoteles dalam seni bertindak atas kondisi satu muka untuk mengubahnya dan berkaitan dengan disiplin etika politik. Peneliti dalam penelitian partisipasi menolak gagasan peneliti netralitas.

Kurt Lewin ((1940) dianggap sebagai Bapak Penelitian Partisipasi, mengacu pada filsafat Jerman aliran eksperimental dan sebagai salah satu pendiri sekolah Gestalt. Lewin sangat fokus pada proses partisipatif untuk menangani konflik, krisis dan mengubah, umunya dalam organisasi.

E. Jenis Penelitian Partisipasi

Sejak tahun 1970-an, penelitian partisipasi dalam prakteknya mengalami perkembangan dan dapat diklasifikasi dalam 4 aliran utama yaitu :

1. Penelitian tradisional
   Merupakan penelitian partisipasi yang dikemukan oleh Lewin yaitu penelitian yang terjadi dalam organisasi yang mencakup bidang teori, group dinamis, T-Group dan Model klinis. Pendekatan tradisional ini cenderung ke arah konservatif umumnya untuk mempertahankan status quo dalam hal sruktur organisasi kekuasaan.

2. Penelitian Contextural (Action Learning)
   Meruapakan pendekatan yang berasal dari Trist pada hubungan kerja antar organisasi. Konsep organisasi ekologi dan melibatkan peran serta semua pihak yang terkena dampak dan merupakan penelitian dengan tindakan yang lebih dari filsafat liberal dengan tranformasi sosial yang terjadi oleh konsensus normatif.

3. Penelitian partisipasi radikal
   Memiliki akar Marzian berhubungan dengan dialek materialisme dan orientasi belajar dari Antonio Gramsci yang memiliki fokus yang kuat pada emansipasi dan mengatasi kekuasaan imbalances. Participatory Action Research (PAR), sering dijumpai pada liberationist gerakan pembangunan internasional dan lingkungan serta Penelitian Partisipasi feminis yang keduanya berusaha untuk transformasi sosial melalui sebuah proses advokasi untuk memperkuat kelompok pinggiran dalam masyarakat.

4. Penelitian partisipasi Pendidikan
   Berdasar pada tulisan-tulisan John Dewey, seorang filsuf pendidikan Amerika dari tahun 1920-an dan 30-an yang percaya bahwa profesional harus menjadi pendidik yang terlibat dalam pemecahan masalah masyarakat. Pada jenis ini, penelitian fokus pada pengembangan kurikulum, pengembangan profesional dan menerapkan pembelajaran dalam konteks sosial. Sebagai contoh dari perkembangan jenis penelitian ini adalah lahirnya kurikulum berbasis kopetensi (KBK).

F. Peran Peneliti dalam penelitian Partisipasi

Dalam melakukan proses penelitian yang ditetapkan oleh peneliti melalui modelnya memerlukan berbagai peran yang diadopsi dalam tahapan prosesnya yaitu

1. Peran Perencana atau sebagai pemimpin
2. Katalisator atau fasilitator
3. Guru atau perancang
4. Pendengar atau pengamat
5. Synthesizer atau reporter

Dalam banyak situasi peran yang ditetapkan dalam penelitian partisipasi di pakai untuk mendorong dan memfasilitasi dialog reflektif analisis diantara para peserta dengan menyediakan laporan periodik dan menulis laporan akhir ketika peneliti dari keterlibatan telah berakhir.

G. Prinsip-prinsip Etis dari Penelitian Partisipasi

Mengingat penelitian dilakukan dalam kondisi nyata dan melibatkan keterbukaan komunikasi dari pihak-pihak yang terlibat maka peneliti harus memegang prinsip-prinsip penelitian sebagai dasar pertimbangan etika penelitian. Richard Winter (1996) merumuskan daftar prinsip-prinsip etika penelitian sebagai berikut :
1. Peneliti harus berkonsultasi dan membuat pedoman yang diterima oleh pihak-pihak yang terkait
2. Semua peserta harus diijinkan untuk mempengaruhi pekerjaannya (berinterpretasi) dan harus menghormati keinginan orang untuk tidak berpartisipasi
3. Pengembangan penelian harus tetap terlihat dan terbuka untuk saran dari pihak lain
4. Ijin penelitian harus diperoleh sebelum melakukan pengamatan
5. Memperhatikan proses negosiasi dari orang-orang yang bersangkutan sebelum membuat laporan
6. Peneliti harus menjaga kerahasiaan
7. Keputusan tentang arah penelitian dan hasil bersifat kolektif
8. Peneliti bersifat eksplisit tentang sifat proses penelitian mulai dari awal penelitian dan termasuk adanya bias pribadi dan kepentingan.
9. Ada akses yang sama terhadap informasi yang dihasilkan oleh proses untuk semua peserta
10. Desain awal penelitian, tim harus membuat proses yang dapat memaksimalkan peluang untuk keterlibatan semua peserta.




H. Contoh Penelitian Partisipasi

Contoh penelitian yang memberikan gambaran yang jelas tentang sebuah penelitian partisipasi yang khas inisiatif yaitu penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti yaitu Franklin (1994) yang ikut terlibat untuk mendorong pengembangan pariwisata alam di Karibia. Dimana dalam proyek tersebut dilihat dari 4 latar yaitu wilayah Kepulauan Karibia-St. Lucia, Grenada, Dominika dan St. Vincent. Dari hasil yang diperoleh bahwa Latar Dominika merupakan latar yang paling sukses. Perbedaan utama dalam hasil terasa pada keinginan dari para personil pemerintah untuk melepaskan dan memungkinkan proses yang akan secara bersama-sama dengan peserta lain. Resiko dari penelitian ini akan memberdayakan para pemagku kepentingan dan mengubah hubungan kekuasaan yang ada, ancaman yang terlalu banyak untuk beberapa keputusan, tetapi kalau diberi kesempatan banyak hal kolaboratif kelompok masyarakat dapat menyelesaikan masalah.




Referensi :

Pengarang                   : W Lawrence Neuman
Judul                           : Sosial Research Methods,Qualitative & Quantitative Approaches
Tahun                          : 2006 (Sixth Edition)
                                    : Pearson International

Pengarang                   : Dr. Lexy J Moleong, MA
Judul                           : Metodologi Penelitian Kualitatif
Tahun                          : 1988
Penerbit                       : Remaja Karya

www. iisd.org / partisipatory action research /sekilasmetologi penelitian partisipasi


















PENDEKATAN PENELITIAN KUALITATIF

PARTICIPATORY RESEARCH DAN CASE STUDY

MATA KULIAH       : RISEK KOMUNIKASI
DOSEN                      : DR UMAIMAH WAHID
JURUSAN                  : M. KOMUNIKASI










OLEH :
TUGAS : KELOMPOK III
HENDRA
MOMY
PURWATI













UNIVERSITAS MERCU BUANA
2009



font-fa; � : T �ϩ h�� Roman";mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; color:#444444'> (CAR). Untuk hal tertentu, hasilnya dipertimbangkan dalam hal implikasinya untuk tindakan berikutnya dalam situasi organisasi lebih-lebih kesulitan yang dapat dikaitkan dengan pengimplementasian perubahan proses.

Hasilnya juga dipertimbangkan untuk tindakan ke depan yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan domain penelitian, terutama akibat kegiatan yang terjadi diluar rencana awal (atau kelambanan) dan cara di mana peneliti dapat kurang hati-hati melakukan penyelesaian kegiatan dan dalam hal implikasi untuk komunitas penelitian secara umum dengan mengidentifikasi keuntungan penelitian di masa datang. Di sini, nilai action research akan terangkat (bahkan sebuah proyek yang gagal dapat tetap menghasilkan pengetahuan yang bernilai), dan juga merupakan kekuatan status quo dalam lingkungan (organisasi) sosial untuk mencegah perubahan dari proses yang telah berlalu.
Dari penjelasan di atas kita dapat melihat dengan jelas bahwa penelitian tindakan berurusan langsung dengan praktik di lapangan dalam situasi alami. Penelitiannya adalah pelaku praktik itu sendiri dan pengguna langsung hasil penelitiannya dengan lingkup ajang penelitian sangat terbatas. Yang menonjol adalah penelitian tindakan ditujukan untuk melakukan perubahan pada semua diri pesertanya dan perubahan situasi tempat penelitian dilakukan guna mencapai perbaikan praktik secara inkremental dan berkelanjutan (Madya,2006).
Beberapa kawan-kawan di Simkes angkatan I dan II melaksanakan penelitian dimaksud. Bila anda berminat dengan penelitian tindakan saran saya :
·         Siapkan Rencana Yang Matang, bila perlu siapkan rencana cadangan.
·         Usahan Schedule ditepati.
·         Memperbanyak dokumentasi selama pelaksanaan penelitian.
·         Siapkan alat perekam yang baik.
·         CAR menurut saya sebaiknya dipergunakan karena mempertegas akhir penelitian.

Pustaka :
Baskerville,L.R. (1999) Journal : Investigating Information System with Action Research, Association for Information Systems: Atlanta
Sulaksana,U., (2004), Managemen Perubahan, Cetakan I, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.
Davison, R. M., Martinsons, M. G., Kock N., (2004), Journal : Information Systems Journal : Principles of Canonical Action Research 14, 65–86
Madya, S, (2006) Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research), Alfabeta: Bandung.
Gunawan, (2004), Makalah untuk Pertemuan Dosen UKDW yang akan melaksanakan penelitian pada tahun 2005, URL : http://uny.ac.id, accersed at 19 Mei 2007, 15.25 WIB.

UJIAN PENGANTAR AKUTANSI


SOAL
Neraca saldo di bawah ini disusun dari buku besar Azkia Art Shop, pada tanggal 31 Desember 2014, dengan perkiraan sebagai berikut:
Description
Debit
Kredit
Cash
Merchandise Inventory
Supplies
Prepaid Insurance
Equipment
Accumulated Depr.equipment
Building
Accumulated Depr Building
Land
Account Payable
Bank Payable
Salaries Payable
Capital Azkia
Prive Azkia
Sales
Sales Return
Sales Discount
Purchases
Purchases Return
Purchase Discount
Freight Expense
Salaries Expense
Rent Expense
Advertising Expense
Utilities Expense
Deprciation Exp Equipment
Depreciation Exp Building
Insurance Expense
Supplies Expense
Income Summary (Ikhtisar R/L)

$       975
$  12.135
$       735
$       585
$  12.610

$  20.000

$  16.500




$   5.400

 $    1.000
$      510
$  40.235


$      915
$ 15.745
$   5.500
$      830
$      720
-
-
-
-
-





$  4.120

$  6.500

$ 10.145
$ 15.000
-
$ 33.550

$ 64.320



$    515
$    245
Total
$ 134.395
$ 134.395

Data yang diketahui pada untuk jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:
a.    Persediaan barang dagangan yang ada di gudang pada tanggal 31 Desember 2014 adalah $ 5.000
b.    Penyusutan peralatan adalah sebesar 10% dari harga belinya
c.    Penyusutan gedung adalah sebesar 5%
d.    Asuransi yang telah jatuh tempo sebesar $ 235
e.    Persediaan perlengkapan pada akhir bulan Desember sebesar  $ 435
f.     Gaji yang masih harus dibayar pada akhir bulan Desember sebesar $ 855
Diminta:
a.    Buatlah jurnal penyesuaian dari data tersebut di atas
b.    Buatlah Worksheet  Azkia Art Shop pada tanggal 31 Desember 2014
c.    Buatlah Laporan Keuangan (Balance Sheet, Income Statement dan Equity/Capital Statement.


JAWABAN 1
ADJUSTMENT ENTRIES 31 DESEMBER 2014
Date
DESCRIPTION
DEBIT
CREDIT
31
Des























31
Des








31
Des








31
Des








31
Des








31
Des