RISET PARTISIPASI
(PARTICIPATORY RESEARCH)
A. Definisi
Riset Partisipasi sering disebut
sebagai penelitian kolaboratif, penelitian emancipatory, tindakan pembelajaran,
penelitian dan tindakan contextural.
Bogdan (1972) mendefinisikan penelitian partisipasi sebagai
penelitian yang bercirikan interaksi social yang memakan waktu cukup lama
antara peneliti dengan subyek dalam lingkungan subyek dan selama itu data dalam
bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan berlaku tanpa
gangguan.
Contoh : Peneliti yang akan
meneliti anak-anak berkelainan mental harus pergi ke lokasi sekolah anak
kelainan mental dalam kurun waktu yang cukup lama untuk pengamatan.
Dalam kapasitas sebagai anggota
subyek yang di teliti maka peneliti harus mampu memisahkan etnosentrisme pada
dirinya agar tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pengamatan. Pengamatan dalam parisipasi ini oleh Kane (1985) dikatakan sebagai teknik
penelitian, namun sebaliknya Crane dan
Angrosino mengatakan bahwa sebagai teknik berarti didalamnya harus ada
sesuatu atau seperangkat yang dilakukan untuk melakukan pengamatan, meneliti,
menganalisis hubungan yang ada.
Pada akhirnya Bogdan secara
implisit menamakannya metode yang bertujuan untuk mengembangkan pengertian
tntang kerumitan latar situasi social dan hubungan-hubungan yang ada.
B. Model – Model Riset Partisipasi
Dalam melakukan penelitian
partisipasi, peneliti dapat melakukan proses penelitian dengan menggunakan
model penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian maupun jangkuan
penelitian, ada dua model yaitu :
1. Model Sederhana merupakan
model yang berhubungan dengan sifat khas dari proses partisipastif yang
dikembangkan oleh Stephen Kemmis, yang
menyatakan bahwa setiap siklus memiliki empat langkah yang terdiri dari rencana,
tindakan, pengamatan dan berpikir. Siklus ini berulang yang dijadikan sebagai
kegiatan pada setiap siklus yang dilakukan. ( Dalam model audit Public
Relations dikenal dengan istilah Fact Finding).
2. Model partisipasi detil yang melihat 5 Tahap dalam siklus,
merupakan model yang dikemukakan oleh Gerald
Susman (1983) yang terdiri dari : Diagnosa Masalah (Diagnosing),
Perencanaan (Action Planning), Pelaksanaan (Taking Action), Tindakan Evaluasi
(Evaluation), dan Proses Pembelajaran (Specifying Learning).
Dikatakan bahwa setiap
siklus pengamatan harus melalui 5 tahapan pengidentifikasian adanya sebuah
fenomena.
C. Prinsip – prinsip Penelitian
Partisipasi
Penelitian Partisipasi sebagai
sebuah penelitian kualitatif mempunyai beberapa prinsipyang harus dianut oleh
calon peneliti. Suatu ikhtisar dari 6 prinsip utama yaitu :
1. Refleksif Kritik
Prinsip ini
menjamin orang mencerminkan pada masalah dan proses serta interpretasi yang
menggamblangkan, bias, asumsi dan kekhawatiran atas hokum yang dibuat.
2. Berhubungan dengan Logat
Kritik
Logat kritik diperlukan untuk
memahami rangkaian hubungan baik antara fenomena dan konteks dan antara elemen
hokum yang fenomena. Elemen kunci untuk memfokuskan perhatian mereka pada
unsure-unsur yang tidak stabil atau bertentangan satu sama lain
3. Collaborative Resource
Peserta dalam suatu proyek
penelitian partisipasi adalah co-peneliti. Prinsip kolaborasi sumberdaya bahwa
setiap orang berdasarkan ide yang dianggap penting dikolaborasikan dengan
membuat kategori berdasarkan analisa interpretasi dan negosiasi dari para
peserta.
4. Risiko
Salah satu yang menonjol dalam
penelitian partisipasi adalah ketakutan yang berasal dari resiko ego stemming
dari diskusi terbuka dari interpretasi,ide dan hukum, meskipun apapun hasilnya
pembelajaran tetap akan berlangsung.
5. Struktur Prural
Sifat penelitian yang sangat
beragam dari sisi pandangan, kritik dan komentar, yang mengarah ke berbagai kemungkinan
interpretasi dan tindakan. Jamak struktur ini memerlukan penyelidikan dan
pencatatan yang heterogen untuk pelaporan.
6. Teori, Praktek dan Transformasi
Dalam mengambil tindakan,
peneliti berdasar pada teori sebagai pedoman untuk prakteknya, praktek refines
teori dalam sebuah transformasi.
D. Bilamana Penelitian Partisipasi digunakan ?
Penelitian Partisipasi digunakan dalam situasi nyata, bukan dibuat-buat,
studi eksperimental, sejak para peneliti fokus pada pemecahan masalah nyata.
Pendekatan ini digunakan oleh para ilmuwan sosial dan merupakan contoh awal
sebuah penelitian. Hal ini diperlukan apabila keadaan memerlukan fleksibilitas,
keterlibatan masayarakat dalam penelitian, atau perubahan yang harus dilakukan
dengan cepat atau holistically. Berbeda dengan pendekatan dalam paradigma
positivist, penelitian partisipasi berada dalam paradigma interpretatif yaitu paradigma baru yang muncul dalam ilmu
sosial untuk memutuskan dan keluar dari kendala yang dihadapi oleh positivisme.
Paradigma interpretatif berisi tentang metodologi kualitatif sebagai pendekatan
fenomenologi,etnografi dan hermeneutics yang ditandai dengan adanya kepercayaan
sosial yang dibangun secara subyektif berdasarkan kenyataan yang dipengaruhi
oleh budaya dan sejarah. Namun masih memiliki cita-cita peneliti obyektivitas
dan peneliti dipandang sebagai pengumpul pasif dan ahli juru data.
Penelitian Partisipasi menganut pada dua paradigma yaitu paradigma enterpretatif dan paradigma praktek yang dipelopori Aristoteles dalam seni bertindak atas
kondisi satu muka untuk mengubahnya dan berkaitan dengan disiplin etika
politik. Peneliti dalam penelitian partisipasi menolak gagasan peneliti netralitas.
Kurt Lewin ((1940) dianggap
sebagai Bapak Penelitian Partisipasi, mengacu pada filsafat Jerman aliran eksperimental
dan sebagai salah satu pendiri sekolah Gestalt. Lewin sangat fokus pada proses
partisipatif untuk menangani konflik, krisis dan mengubah, umunya dalam
organisasi.
E. Jenis Penelitian
Partisipasi
Sejak tahun 1970-an, penelitian partisipasi dalam prakteknya mengalami
perkembangan dan dapat diklasifikasi dalam 4 aliran utama yaitu :
1. Penelitian tradisional
Merupakan penelitian partisipasi yang dikemukan oleh Lewin yaitu penelitian yang terjadi
dalam organisasi yang mencakup bidang teori, group dinamis, T-Group dan Model
klinis. Pendekatan tradisional ini cenderung ke arah konservatif umumnya untuk
mempertahankan status quo dalam hal sruktur organisasi kekuasaan.
2. Penelitian Contextural (Action Learning)
Meruapakan
pendekatan yang berasal dari Trist pada
hubungan kerja antar organisasi. Konsep organisasi ekologi dan melibatkan peran
serta semua pihak yang terkena dampak dan merupakan penelitian dengan tindakan
yang lebih dari filsafat liberal dengan tranformasi sosial yang terjadi oleh
konsensus normatif.
3. Penelitian partisipasi radikal
Memiliki akar Marzian berhubungan dengan dialek materialisme dan
orientasi belajar dari Antonio Gramsci yang
memiliki fokus yang kuat pada emansipasi dan mengatasi kekuasaan imbalances. Participatory Action Research (PAR), sering
dijumpai pada liberationist gerakan pembangunan internasional dan lingkungan
serta Penelitian Partisipasi feminis yang keduanya berusaha untuk transformasi
sosial melalui sebuah proses advokasi untuk memperkuat kelompok pinggiran dalam
masyarakat.
4. Penelitian partisipasi Pendidikan
Berdasar pada tulisan-tulisan John Dewey, seorang filsuf
pendidikan Amerika dari tahun 1920-an dan 30-an yang percaya bahwa profesional
harus menjadi pendidik yang terlibat dalam pemecahan masalah masyarakat. Pada
jenis ini, penelitian fokus pada pengembangan kurikulum, pengembangan
profesional dan menerapkan pembelajaran dalam konteks sosial. Sebagai contoh
dari perkembangan jenis penelitian ini adalah lahirnya kurikulum berbasis
kopetensi (KBK).
F. Peran Peneliti dalam penelitian Partisipasi
Dalam melakukan proses
penelitian yang ditetapkan oleh peneliti melalui modelnya memerlukan berbagai
peran yang diadopsi dalam tahapan prosesnya yaitu
1. Peran Perencana atau
sebagai pemimpin
2. Katalisator atau
fasilitator
3. Guru atau perancang
4. Pendengar atau pengamat
5. Synthesizer atau reporter
Dalam banyak situasi peran yang ditetapkan dalam penelitian partisipasi di
pakai untuk mendorong dan memfasilitasi dialog reflektif analisis diantara para
peserta dengan menyediakan laporan periodik dan menulis laporan akhir ketika
peneliti dari keterlibatan telah berakhir.
G. Prinsip-prinsip Etis dari Penelitian Partisipasi
Mengingat penelitian dilakukan dalam kondisi nyata dan melibatkan
keterbukaan komunikasi dari pihak-pihak yang terlibat maka peneliti harus
memegang prinsip-prinsip penelitian sebagai dasar pertimbangan etika
penelitian. Richard Winter (1996) merumuskan
daftar prinsip-prinsip etika penelitian sebagai berikut :
1. Peneliti harus
berkonsultasi dan membuat pedoman yang diterima oleh pihak-pihak yang terkait
2. Semua peserta harus
diijinkan untuk mempengaruhi pekerjaannya (berinterpretasi) dan harus
menghormati keinginan orang untuk tidak berpartisipasi
3. Pengembangan penelian
harus tetap terlihat dan terbuka untuk saran dari pihak lain
4. Ijin penelitian harus
diperoleh sebelum melakukan pengamatan
5. Memperhatikan proses
negosiasi dari orang-orang yang bersangkutan sebelum membuat laporan
6. Peneliti harus menjaga
kerahasiaan
7. Keputusan tentang arah
penelitian dan hasil bersifat kolektif
8. Peneliti bersifat
eksplisit tentang sifat proses penelitian mulai dari awal penelitian dan
termasuk adanya bias pribadi dan kepentingan.
9. Ada akses yang sama
terhadap informasi yang dihasilkan oleh proses untuk semua peserta
10. Desain awal penelitian,
tim harus membuat proses yang dapat memaksimalkan peluang untuk keterlibatan
semua peserta.
H. Contoh Penelitian Partisipasi
Contoh penelitian yang memberikan gambaran yang
jelas tentang sebuah penelitian partisipasi yang khas inisiatif yaitu
penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti yaitu Franklin (1994) yang ikut terlibat untuk mendorong pengembangan pariwisata alam di Karibia. Dimana
dalam proyek tersebut dilihat dari 4 latar yaitu wilayah Kepulauan Karibia-St.
Lucia, Grenada, Dominika dan St. Vincent. Dari hasil yang diperoleh bahwa Latar
Dominika merupakan latar yang paling sukses. Perbedaan utama dalam hasil terasa pada keinginan
dari para personil pemerintah untuk melepaskan dan memungkinkan proses yang
akan secara bersama-sama dengan peserta lain. Resiko dari penelitian ini akan
memberdayakan para pemagku kepentingan dan mengubah hubungan kekuasaan yang
ada, ancaman yang terlalu banyak untuk beberapa keputusan, tetapi kalau diberi
kesempatan banyak hal kolaboratif kelompok masyarakat dapat menyelesaikan
masalah.
Referensi :
Pengarang : W Lawrence
Neuman
Judul : Sosial Research Methods,Qualitative
& Quantitative Approaches
Tahun : 2006 (Sixth Edition)
:
Pearson International
Pengarang : Dr. Lexy
J Moleong, MA
Judul :
Metodologi Penelitian Kualitatif
Tahun : 1988
Penerbit :
Remaja Karya
www. iisd.org / partisipatory action research /sekilasmetologi penelitian
partisipasi
PENDEKATAN
PENELITIAN KUALITATIF
PARTICIPATORY RESEARCH DAN CASE
STUDY
MATA KULIAH : RISEK KOMUNIKASI
DOSEN :
DR UMAIMAH WAHID
JURUSAN : M. KOMUNIKASI
OLEH :
TUGAS : KELOMPOK
III
HENDRA
MOMY
PURWATI
UNIVERSITAS MERCU
BUANA
2009
Hasilnya juga
dipertimbangkan untuk tindakan ke depan yang dapat dilakukan dalam kaitannya
dengan domain penelitian, terutama akibat kegiatan yang terjadi diluar rencana
awal (atau kelambanan) dan cara di mana peneliti dapat kurang hati-hati
melakukan penyelesaian kegiatan dan dalam hal implikasi untuk komunitas
penelitian secara umum dengan mengidentifikasi keuntungan penelitian di masa
datang. Di sini, nilai action
research akan
terangkat (bahkan sebuah proyek yang gagal dapat tetap menghasilkan pengetahuan
yang bernilai), dan juga merupakan kekuatan status quo dalam lingkungan
(organisasi) sosial untuk mencegah perubahan dari proses yang telah berlalu.
Dari
penjelasan di atas kita dapat melihat dengan jelas bahwa penelitian tindakan
berurusan langsung dengan praktik di lapangan dalam situasi alami.
Penelitiannya adalah pelaku praktik itu sendiri dan pengguna langsung hasil
penelitiannya dengan lingkup ajang penelitian sangat terbatas. Yang menonjol
adalah penelitian tindakan ditujukan untuk melakukan perubahan pada semua diri
pesertanya dan perubahan situasi tempat penelitian dilakukan guna mencapai
perbaikan praktik secara inkremental dan berkelanjutan (Madya,2006).
Beberapa
kawan-kawan di Simkes angkatan I dan II melaksanakan penelitian dimaksud. Bila
anda berminat dengan penelitian tindakan saran saya :
·
Siapkan Rencana Yang Matang, bila perlu siapkan rencana
cadangan.
·
Usahan Schedule ditepati.
·
Memperbanyak dokumentasi selama pelaksanaan penelitian.
·
Siapkan alat perekam yang baik.
·
CAR menurut saya sebaiknya dipergunakan karena mempertegas akhir
penelitian.
Pustaka
:
Baskerville,L.R. (1999) Journal : Investigating
Information System with Action Research, Association for
Information Systems: Atlanta
Sulaksana,U., (2004), Managemen Perubahan, Cetakan I, Pustaka
Pelajar Offset, Yogyakarta.
Davison, R. M.,
Martinsons, M. G., Kock N., (2004), Journal
: Information
Systems Journal
: Principles of Canonical
Action Research 14,
65–86
Madya, S, (2006) Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research),
Alfabeta: Bandung.
Gunawan, (2004), Makalah untuk Pertemuan Dosen UKDW yang akan melaksanakan
penelitian pada tahun 2005, URL : http://uny.ac.id,
accersed at 19 Mei 2007, 15.25 WIB.